Rekomendasi Buku Self Improvemement

 1. Nanti Juga Sembuh Sendiri - Hello Bagas


“Nanti Juga Sembuh Sendiri’ adalah buku yang sebenarnya jadi ‘cermin’ atau ‘teman curhat’ paling dalam mereka untuk bisa jujur dengan perasaannya sendiri. Begitu banyak orang yang denial dan berpura-pura kuat dan gak punya teman cerita.

Buku ini layaknya ‘diary’ yang mana pembaca tidak perlu membaca dari awal. Cukup membuka bab atau tulisan yang sesuai dengan kondisi hati saja.

Buku ini akan berisi kata-kata sederhana, mungkin jauh dari diksi-diksi indah, tapi kesederhanaan & apa adanya itu yang biasanya lebih bisa diterima oleh mereka yang gak baik-baik aja.


2. Berani Tidak Disukai – Ichiro Kishimi Dan Fumitake Koga

Berani Tidak Disukai, yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar, mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagiaan yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan.

Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih?

Berani Tidak Disukai menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang menggugah antara seorang filsuf dan seorang pemuda. Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.

Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin Anda berlakukan bagi diri Anda.


3. Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan – Jeon Seunghwan


Apa yang benar-benar aku inginkan? Apakah aku sudah hidup dengan benar? Bagaimana aku harus menjalani hidup ke depannya? Kehidupan laksana rangkaian pertanyaan yang tiada berakhir. Menemukan jawabannya dengan kekuatan sendiri tidaklah mudah. ?Mengapa hatiku selalu merasa sepi dan hampa? ?Mengapa bertemu orang lain menjadi hal yang melelahkan? ?Mengapa aku tidak merasa bahagia padahal sudah menjalani hidup dengan sebaik-baiknya? ?Apakah hidup tanpa jiwa seperti ini bisa disebut kehidupan? Kalau pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus berputar di kepala, kita jadi kelelahan dan kehilangan semangat melakukan segala hal. Kita jadi bisa sering menangis tiba-tiba.

Tangisan yang muncul dari luapan emosi kita yang terpendam ketika menjalani hari-hari yang sibuk—tak punya waktu untuk menenangkan hati dan tubuh yang letih atau memikirkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam tujuh tahun terakhir, penulis buku ini membagikan berbagai kalimat baik melalui berbagai aktivitas di “thebookman” melalui media seperti Facebook dan Kakao Story. Banyak orang dari berbagai generasi, pekerjaan, dan gender merasa terinspirasi dan mengatakan tulisan tersebut bagaikan “kalimat yang mengerti isi pikiran saya”.

Postingan Terkait

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *